• Beranda
  • Penyakit
  • Anak Mengeluh Sakit Perut, Kenali Penyebabnya dan Kapan Harus Periksa ke Dokter

Anak Mengeluh Sakit Perut, Kenali Penyebabnya dan Kapan Harus Periksa ke Dokter

Anak Mengeluh Sakit Perut, Kenali Penyebabnya dan Kapan Harus Periksa ke Dokter
Credit: Freepik

Bagikan :


Anda mungkin panik atau resah ketika mendengar anak mengeluh sakit perut. Sakit perut adalah salah satu keluhan yang paling sering dialami oleh anak-anak maupun dewasa. Penyebab sakit perut sangat beragam, dapat dilihat dari lokasi dan jenis nyeri yang dirasakan. Apa saja penyebab sakit perut pada anak dan bagaimana penanganannya?

 

Penyebab Sakit Perut pada Anak

Sakit perut pada anak dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu kendala dalam mengatasi sakit perut pada anak adalah anak mungkin sulit menjelaskan mengenai sakit perut yang ia rasakan.

Pada anak-anak usia balita mungkin tidak bisa menyampaikan keluhan yang dirasakan. Mereka umumnya bisa terlihat lebih rewel, menangis, lemas atau bersikap berbeda dari biasanya.

Pada anak-anak usia sekolah, sebagian dapat menceritakan apa yang ia rasakan dengan bahasa sederhana. Anda bisa menanyakan lebih lanjut kondisi anak dengan pertanyaan seperti “Bagian mana yang sakit?”, “Seperti apa sakitnya? Sudah berapa lama?”, atau “Selain sakit perut, apa ada lagi yang sakit?”. Dengan memancing anak menggunakan sejumlah pertanyaan, hal ini dapat membantu anak menjelaskan keluhan yang ia rasakan.

Ketika anak menjelaskan keluhan yang dirasakan, Anda dapat fokus pada gejala yang disampaikan. Beberapa penyebab sakit perut pada anak antara lain:

Konstipasi

Susah buang air besar atau konstipasi adalah penyebab sakit perut paling umum pada anak. Nyeri akibat sembelit biasanya ditandai dengan perut kembung dan tinja yang keras. Anak-anak hanya BAB 2 kali atau kurang dalam seminggu. Hati-hati bila anak sudah mulai tidak mau makan, mengalami penurunan berat badan, sering sembelit berulang, atau BAB berdarah.

Baca Juga: Memiliki Gejala yang Mirip, Ini Beda Diare dan Muntaber

Keracunan makanan

Mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi mikroba dapat menyebabkan sakit perut. Gejala keracunan makanan antara lain mual, muntah, diare, demam, sakit kepala, dehidrasi dan penurunan nafsu makan. Gejala timbul beberapa waktu setelah mengonsumsi makanan, dan keluhan biasanya dialami oleh orang-orang yang mengonsumsi makanan yang sama.

Baca Juga: Tanda -Tanda Butuh Pertolongan Dokter saat Sedang Diare

Intoleransi laktosa

Sakit perut juga dapat disebabkan oleh intoleransi laktosa pada produk yang mengandung susu. Selain susu, beberapa makanan yang dapat memicu reaksi serupa adalah telur, stroberi, ikan, gandum, sitrus.

Usus buntu

Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah terjadinya peradangan pada usus buntu (apendiks), organ yang berbentuk kantong kecil di kanan bawah perut. Kondisi ini termasuk kegawatdaruratan yang harus diobati segera. Jika tidak ditangani dengan tepat, usus buntu dapat menyebabkan komplikasi serius.

Beberapa tanda usus buntu antara lain nyeri di bagian bawah kanan perut hingga sekitar pusar, mual muntah, demam, tidak nafsu makan, dan nyeri yang semakin memburuk.

 

Kapan Perlu Periksa ke Dokter?

Penyebab sakit perut sangat beragam, beberapa dapat sembuh dengan sendirinya namun ada beberapa gejala yang sebaiknya Anda waspadai. Beberapa tanda sakit perut membutuhkan perawatan segera ke dokter antara lain:

  • Sakit perut parah, baik konstan atau datang dan pergi
  • Keluar darah dalam tinja atau muntahan
  • Muntah berwarna hijau
  • Tanda-tanda alergi berat seperti bengkak, gatal-gatal, hingga sesak napas
  • Anak terlihat rewel, iritabel, atau tidak dapat beraktivitas karena nyeri yang tidak berkurang
  • Mengalami tanda infeksi, seperti nyeri perut disertai demam

Dalam banyak kasus, sakit perut pada anak adalah kasus ringan yang tidak berbahaya. Namun jika gejala semakin parah dan sakit perut tidak berkurang maka sebaiknya segera periksakan ke dokter. Semakin cepat pemeriksaan dan penanganan yang diberikan dapat mengurangi keparahan penyakit.

Anda juga dapat memanfaatkan layanan konsultasi pada aplikasi Ai Care yang berbasis artificial intelligence.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 9 Mei 2023 | 08:02